Senin, 29 September 2014

Gaea, Mother Earth (Terjemahan)



Gaea
Gaia (bahasa Yunani Kuno: Γαῖα Gaia, bentuk puitis dari bahasa Yunani Kuno: Γῆ "tanah"/"bumi") adalah dewi perwujudan dari bumi dalam mitologi Yunani. Sebagai protogenoi (dewa yang lahir pada awal mula terciptanya alam semesta )pertama yang muncul di alam semesta setelah Khaos [1], Gaia dikenal sebagai "Ibu dari Semua"; melalui hubungannya dengan Uranus, Gaia melahirkan para Titan, Kiklops, dan Hekatonkhires; melalui hubungannya dengan Pontos, ia melahirkan para dewa-dewi laut. Di Mitologi Romawi, Gaia dikenal dengan nama Terra/Tellus.


The Titans
Para Titan adalah anak dari Gaea dan Uranus. Mereka adalah para dewa pertama, mereka lebih tinggi dari gunung-gunung yang diciptakan untuk sebagai thakta mereka. Bumi dan langit sangat bangga pada mereka. Mereka terdiri dari 6 Titan,  dewa yang mulia dan mereka mempunyai 6 saudara perempuan, yang mereka ambil sebagai isteri mereka. Para Titan laki-laki terdiri dari Okeanos, Hiperion, Koios, Kronos, Krios dan Iapetos) sedangkan  6 titan wanita terdiri dari Mnemosine, Tethis, Theia, Foibe, Rhea dan Themis.
Ketika Gaea melahirkan lagi, Uranus tidak bangga. Anak mereka juga besar sekali, tapi yang lain hanya mempunyai 1 mata yang menyala ditempatkan di tengah keningnya. Mereka mempunyai 3 Cyclopes dan nama mereka adalah Lightning, Thunder dan Thunderbolt. Mereka bukan dewa yang tampan, tapi  mereka sangat kuat. Bunga api dari palu yang berat melintas di langit dan menerangi langit begitu cerah bahkan bintang milik ayah mereka pudar.
beberapa saat setelah  mother earth melahirkan 3 anak laki-laki lagi, uranus melihat mereka dengan pandangan yang menjijikan. Masing-masing dari mereka  mempunyai 50 kepala dan 100 tangan yang kuat. Ia benci melihat makhluk jelek berjalan sekitar  bumi yang indah, sehingga ia menangkap mereka dan saudara-saudara mereka Cyclopes dan melemparkan mereka ke dalam Tartarus, yang terdalam, tergelap  di bawah bumi.

Mother earth mencintai anak-anaknya dan tidak mau mengampuni suaminya atas kekejaman yang dilakukan kepada mereka. Dari batu yang paling sulit ia membuat sabit kuno dan berkata kepada anak-anaknya Titans: “ambil senjata ini dan akhiri kekejaman ayahmu dan bebaskan saudara-saudaramu.
Lima dari Titan itu takut dan gemetar tidak mau mengambil senjata itu dan menolak. Hanya Cronus, Titan termuda tapi terkuat, berani dan mengambil sabit itu. Ia menjatuhkan ayahnya. Uranus tak dapat menahan senjata yang dipegang oleh anaknya yang kuat dan dia melarikan diri dan menyerah.
Mother earth membuat Pontus, laut yang tak terbatas, suami keduanya. Dan dari perkawinan ini muncul para dewa dari kedalaman yang berair. Dan dari tanahnya yang kaya tumbuh berlimpah-limpah pohon dan bunga dan dari celah-celahnya, bidadari, binatang, dan manusia yang merayap dan sebagainya.

Cronus
Sekarang Cronus menjadi dewa dari alam semesta. Ia duduk di ketinggian gunung dan memerintah dari langit dan bumi dengan tangannya yang kokoh. Dewa yang lain mematuhi kehendaknya dan orang-orang pada saat itu menyembahnya. Inilah masa keemasannya. Orang hidup bahagia dan damai  dengan para dewanya dan dengan orang lain. Mereka tidak saling membunuh dan mereka tidak mengunci pintu mereka  karena belum pernah terjadi pencurian.
Tapi Crunus tidak membebaskan saudara-saudaranya dan mother earth marah kepadanya dan merencanakan kejatuhannya. Ia  menunggu  sampai sampai lahir dewa yang  akan lebih kuat dari Cronus seperti cronus yang lebih kuat dari ayahnya.
Cronus mengetahui rencana ibunya, jadi setiap saat, ketika  Titaness Rhea, isterinya melahirkan, ia mengambil dewa yang baru lahir dan menelannya agar semua keturunannya aman dalam dirinya, ia tidak perlu takut.
Tapi Rhea sedih. Kelima saudaranya yang telah menikah dengan Titan yang lain dikelilingi oleh anak-anak mereka, sedangkan ia sendirian. Ketika Rhea mengharapkan anak yang keenam, ia meminta kepada mother earth untuk menolongnya untuk menyelamatkan anaknya dari ayahnya. Inilah saatnya yang ditunggu-tunggu oleh mother earth. Ia membisikan sebuah nasehat dan Rhea pergi sambil tersenyum.
Begitu Rhea melahirkan ananknya, dewa Zeus, dia menyembunyikannya. Lalu ia membukus batu dan memberikan kepada suaminya untuk menelannya bukan anaknya. Cronus tertipu dan menelan batunya. Zeus kecil telah dibawah jauh ke gua rahasia di pulau Crete. Cronus yang tua tidak pernah mendengar tangisan anaknya karena mother earth membuat keributan para peri di sekitar gua. mereka mengalahkan suara lainnya dengan pedangnya.



[1] Dalam arti modern, kaos berarti sebuah kekacauan, tidak adanya aturan atau tata tertib. Selain itu, Khaos juga dapat berarti "kekosongan yang luas atau jurang", dimana pengertian tersebut dapat diartikan bahwa Khaos juga melambangkan suatu tatananbaru yang muncul mengenai penggabungan yang berlawanan atau terpisah jauh, sepertin langit dan bumi serta dewa dan manusia.

Jumat, 19 September 2014

The Titans

The Titans were the first children of mother earth. They were the first gods, taller than the mountains she created to serve them as thrones, and both earth and sky were proud of them. There were six Titans, six glorious gods, and they had six sisters, the Titanesses, who, they took for their wives.

when Gaea again gave birth, Uranus was not proud. Their new children were also huge, but each had only one glowing eye set in the middle of his forehead. They were not handsome gods, but tremendously strong smiths. Sparks from their heavy hammers flashed across the sky and lit up the heavens so brightly that even their father's stars faded.

After a while mother earth born three more sons. Uranus looked at them with disgust. each of them had fifty heads and a hundred strong arms. He hated to see such ugly creatures walk about an lovely Earth, so he seized then and their brothers the Cyclopes and flung them into Tartarus, the deepest, darkest pit under the earth.

Mother earth loved her children and could not forgive 
her husband for his cruelty to them. out of hardest flint she fashioned a sick and spoke to her sons the Titans :

"Take this weapon, make end to your father's cruelty and set your brother free."
Fear took hold of five of the Titans and they trembled and refused. Only Cronus, the youngest but the strongest, dared to take the sickle. He fell upon his father. Uranus could not withstand the weapon wielded by his strong son and he fled, giving up his powers.

Mothers Earth made Pontus, the boundless seas, her second husband and from this union sprang the gods of the watery depths. and from her rich ground grew an abundance of trees and flowers and, out of her crevices, sprites, beasts, and early man crept forth.

GAEA, Mother Earth.

Gaea, the Earth, came out of darkness so long ago that nobody knows when or how. Earth was young and lonesome, for nothing lived on her yet. Above her rose Uranus, the Sky, dark and blue, set all over with sparkling stars. He was magnificent to behold, and young Earth looked up at him and fell in love with him. Sky smiled down at Earth, twinkling with his countless stars, and they were joined in love. Soon young Earth became Mother Earth, the mother of all things living. all her children loved their warm and beautiful mother and feared their mighty father Uranus, lord of the universe.


In olden times (Greek history)


when men still worshiped ugly idols, there lived in the land of Greece a folk of shepherds and herdsmen who cherished light and beauty. they did not worship dark idols like their neighbors, did created instead their own beautiful, radiant gods.
The Greek gods looked much like people and acted like them, too, only they were taller, handsomer and could do no wrong.
Fire-breathing monsters and beasts with many heads stood for all that was dark and and wicked, They were for gods and great heroes to conquer.
The gods lived on top of Olympus, a mountain so high and steep that no man could climb it and see them in their shining palace. But they often descended to earth, sometimes in their own shapes, sometimes disguised as human or animals.
Mortals worshiped the gods and the gods honored Mother Earth. They had all sprung from her, for she was the beginning of all life.

Homer and Greek Mythology ( C. 900 B.C)

Homer was a bard, a professional poet who recited his poem. He composed The Iliad dan The Odyssey. Homer is thought to have been blind. It is thought that his works were only written down near the end of his life.
The early Greeks had myths or legends that explained the world around them. For instance, Zeus was the greatest god. He was the god of the heavens. Athena was the goddness of wisdom and Ares the god of war. These gods were believe to be very much like humans, but more powerful. According to the Greeks' beliefe, the main difference was that humans died, but these gods lived forever. We can learn much about early Greeks from he beautiful writings left to us by Homer.

Senin, 15 September 2014

Minoan Culture ( c. 2200 B.C - 1450 B.C )

             The First European civilization began with the Minoans on the island of Crete. The Minoans were named after a character from Greek mythology named King Minos. The name Minos may also have been a title for their leaders similar to "Pharaoh" in Egypt.

             The Minoans build their towns on the coast where there was rich farm land. They traveled by sea and traded their pottery and other goods with Egypt, Syria, and the southern islands of the Aegean. The largest palace was built and rebuilt in their capital city, Knossos.

            It appears they believed in life after death, as the dead were buried with possessions to take to the afterlife. They developed an early Greek alphabet known as "Linear A" They were a hedonistic (pleasure-seeking) culture. Many paintings portray festivals including some depicting "bull-leaping." Apparently the culture anded from a combination of volcanic activity and attack from the Myceneans

Knosos

Knossos in Crete was one of the westrn world's earlies cities. During its great age, from just after 2000 until 1400 B.C, it had small two storied houses packed along narrow streets.
 The population of
Knossos and Aminsos may have reached 100.000 - extremely large for that time. Knosos has been major archeologist, Arthur Evans, in 1990. Digging has revealed evidence  of sophisticated culture, one that benefited from a system of running water carried in day pipes..

Jumat, 12 September 2014

Phoenician Civilization and the Alphabet ( c. 1200 B.C-1000 B.C)

       Originally desert nomand, the Phoenicians ( the Canaanites of the Bible) lived in the land of Canaan. About 1200 B.C. they began to be called Phoenicians, named from the Greek word phoinos, or red, because of a wonderful reddish-purple dye they puduced. The Phoenicians were merchants and traders and made extensive use of the sea to transport goods to and from their land. Due to their advanced ships, they were known as the greaters seafarers of the ancient world.
      The Phoenician Alphabet was their most important contribution to civilization. This, the firs known alphabet, became the basis of our own 26 letter alphabet. However, their alphabet had 30 consonants and no vowels.
       The Phoenician founded colonies at Sardinia, Utica, and Carthage. Chartage would emerge as a powerful trading empire whose conflicts with Rome would result in the Punic Wars.

Senin, 08 September 2014

The Trojan Horse (1)

It is three thousand years ago in the land now called Turkey. Asherpherd stands above a grassy field, watching his sheep. To the west the sea sparkles in the sunlight. To the east the dusty plain stirs in the wind.

About four miles from the sea there is a great stone wall built on a hill. Inside the wall there is a rich, proud kingdom.

It is the ancient kingdom of Troy. The wall around Troy is there to protect the city. It is made of stones that men cut and fit together. In some places it is very high and very thick. The lower part of the wall is covered with limestone. The limestone makes the wall slippery. Climbing up the wall is impossible.
At the top of the wall there are places where the trojan bowmen can stand. Here they can pull back their bowstrings and let their arrows fly. So going over the wall is impossible too!

There is only one way into Troy-through the great double gate. Shepherds go through, with their carts full of vegetables. Traders go through, with their treasures of gold and silver and bronze.

Gatekeepers guard the gate day and night. If a hosetile army is coming across the plain, the close the gate and push the bolts. Behind the stone wall. Troy is save.

Troy is an important city in the ancient world. And Priam, the king of Troy, is a very powerful ruler. He has many allies. He rules the land and sea for miles around. But King Priam is not content. He want to be more powerful than the Greeks, who live far away across the Aegean Sea.

The Greeks speak the same language as the Trojans and believe in the some gods as the Trojans. But they are enemies, not Friends!

The land where the Greeks live is Rocky and Hilly. They cannot grow enough wheat. They must sail to Asia to buy more. But to get to Asia the Greeks must pass through a narrow channel of water that connects the Aegean Sea with the black Sea. Troy is located at the very entrance to this Channel.

King Priam takes advantage of this! When a Greek ship full of cargo sails past Troy, the Trojans stop it. They demand a toll. If the Greeks want to go by, they must pay!

Cargo ship are big and heavy. They are not made to go fast like warship. So the Greeks have to pay the toll-with bags of wheat, jars of oil, bars of gold.

The Greeks are furious. Why Should they have to pay to use the cahnnel? The sea is  free. If the Trojans keep this up, there will be war!
But King Priam is not afraid. There is a great stone wall around his city. No one- not even a Greek army- can get into Troy.

Kamis, 03 April 2014

Aku juga punya BAPA....

Saat anak-anak yang lain memanggil ayah, aku hanya menoleh melihat betapa bahagianya mereka yang riang saat digendong dalam pelukan seorang ayah. Sebenarnya pemandangan seperti itu sudah sering kualami. Sejak kecil aku sering menangis melihat anak-anak yang lain yang  diantar dan dijemput saat pulang sekolah oleh ayah mereka. aku selalu mengadu pada ibu mengapa aku tak punya ayah dan ibu hanya diam kemudian ikut bersedih...

Kali ini aku sudah bisa tersenyum karena tak ingin membuat ibu sedih, namun tak bisa kubohongi bahwa dilubuk hatiku yang paling dalam aku masih menangis, air mata hatiku deras mengalir tak terbendung. aku harus berjuang untuk tetap tersenyum hingga senyumku mampu membendung air mata hati itu, menahan semua rasa hingga kadang terasa sedikit  sesak di dada...

Masih terus aku bertanya, mengapa aku tak seperti mereka? merasakan pelukan kasih sayang dari sosok orang yang mereka namai ayah. 
Bertahun-tahun aku merindukan pelukan seorang ayah tapi disaat yang sama aku sangat membenci laki-laki yang mereka sebut sebagai ayahku.. mengapa ia pergi dan ingin membuangku saat aku masih dalam kandungan? Berat rasanya berjalan dengan memikul kisah ini. aku hanya anak yang ditolak, anak yang lahir dari hubungan terlarang. 
aku tertunduk melihar diriku yang yang kini mulai dewasa.. sampai kapan aku harus memikil rasa ini? kadang aku tak tega melihat ibuku yang berjuang membesarkan adik-adikku....

Oh Tuhan..... Mengapa pada saat itu Engkau mengijinkanku terlahir di dunia ini? mengapa Engkau tidak biarkan aku mati saja saat mereka tak menginginkan kehadiranku?
Semakin Perih rasanya..
Kadang rasanya ingin mencari orang yang telah meninggalkan Ibu dan kami. namun hati kecilku bertanya.. Untuk apa?

Mungkinkah dia akan membuat aku bahagia? atau sebaliknya? aku hanya akan makin sedih ketika bertemu dengannya...

aku memang membutuhkan sosok seorang ayah seperti mereka, tapi kini kusadari bahwa aku lebih membutuhkan BAPA...
BAPA yang sudah mengijinkan aku lahir ke dunia ini..BAPA yang akan terus membuatku berdiri dan melangkah sesuai rencana-Nya karena BAPA mengasihiku..

Kini saat anak-anak yang lain menggil ayah, Hatiku mengarah padaMU dan kurasakan bahwa Engkau juga sedang menungguku untuk memanggil Engkau BAPA.....



Kamis, 06 Maret 2014

Ted Kaczynski

Ted Kaczynski menyelesaikan studinya di sekolah menengah atas dengan cepat, tanpa perlu menyelesaikan sekolah menengah pertama, dan tidak banyak berusaha menjalin kontak sosial. Ia diterima di Harvard pada usia 16 tahun. Kaczynki adalah seorang penyendiri semasa kuliahnya. seorang rekan sekamarnya mengatakan bahwa Kaczynski selalu menghindari orang lain dengan cara berjalan tergesa-gesa melewati mereka dan membanting pintu setelah memasuki ruangan. Setelah memperoleh gelar Ph.D untuk bidang matematika di University of Michigan, Kaczynski menjadi pengajar di University of California di Berkeley. Rekan-rekannya mengingat Kaczynski sebagai orang yang menghindari lingkungan sosial- tidak memiliki kawan, kelompok, ataupun jaringan sosial.

Setelah beberapa tahun di Berkeley, Kaczynsky mengundurkan diri dan pindah ke sebuah pedesaan di Montana, dimana ia mengasingkan diri di sebuah rumah sederhana selama 25 tahun. Warga sekitarnya menggambarkan Kaczynski sebagai seorang eksentrik berjanggut.
Kaczynski menelusuri sendiri masa kanak-kanaknya yang sulit sebagai seorang jenius dan kelihatan sangat berbeda dengan anak-anak lain. Pada Tahun 1996, ia ditahan dan didakwa sebagai sang Unabomber, Pembunuh yang paling dicari di amerika. Kaczynski mengirimkan sebanyak 16 paket bom (mail bomb) selama jangka waktu 17tahun yang menyebabkan 23 orang terluka dan 3 orang meninggal. Pada tahun 1998, ia mengaku bersalah atas kejahatan tersebut dan dihukum penjara seumur hidup.

Kacziynski melewati masa kanak-kanak yang sulit sebagai seorang jenius dan ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia berada. awalnya Kaczynski adalah anak yang berbakat tapi bakat dan kemampuannya tidak diarahkan dengan baik sehingga kemampuannya digunakan untuk hal-hal negatif dan membuatnya melakukan tindakan kekerasan dan brutal.


Sumber : 
Santrock John W, Life-Span Development; Edisi Ketigabelas Jilid 1, Erlangga, 2011

Sabtu, 11 Januari 2014

Homeschooling

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap manusia, bahkan dapat dikatakan sebagai suatu kebutuhan. Setiap keluarga berharap untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Homeschooling (HS) adalah model alternatif kegiatan belajar mengajar selain di sekolah yaitu di rumah. Homeschooling termasuk dalam Penyelenggaraan Pendidikan Informal.
Keberadaan homeschooling sebagai pendidikan informal telah diatur dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 27 ayat (10) yang berbunyi: “Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri”. Homeschooling menurut Direktorat Pendidikan Kesetaraan (2006) adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang tua/keluarga di rumah atau tempat-tempat lain dimana proses belajar mengajar dapat berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar setiap potensi anak dapat berkembang secara maksimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Preiss (dalam Barbara, 1997) yang mengatakan bahwa homeschooling merupakan pendidikan alternatif dimana orang tua atau pengasuh diasumsikan sebagai penanggung jawab utama dalam pendidikan anak mereka. Pawlas (dalam Boyler, 2002) menjelaskan homeschooling merupakan suatu situasi belajar mengajar dimana anak-anak/remaja/dewasa muda yang sebagian besar waktu belajar di sekolah dihabiskan di dalam atau sekitar rumah sebagai ganti dari menghadiri sekolah formal.
Homeschooling sudah ada di Indonesia sejak puluhan tahun yang lalu namun tidak begitu diminati karena para keluarga lebih memilih sekolah formal yang dinilai lebih terjamin mutu pendidikannya. Namun beberapa tahun terakhir ini mulai terlihat perkembangan homeschooling di Indonesia. Menurut Mohammad Hasan Basri pada atikel Tempo menjelaskan bahwa perkembangan homeschooling yang terjadi akibat dari rasa ketidakpercayaan orang tua terhadap sekolah formal karena kurikulum terus berubah dan memberatkan anak, mengaggap anak sebagai objek bukan subjek, memasung kreativitas dan kecerdasan anak, baik segi emosi, moral, maupun spiritual.
 Dengan berkembangnya homeschooling di Indonesia maka Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan Informal seperti homeschooling mengenai hasil pendidikan telah diatur dalam UU No.17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan  pasal 117  ayat (1) yang berbunyi “Hasil Pendidikan informal dapat dihargai setara dengan hasil pendidikan nonformal dan formal setelah melalui uji kesetaraan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangan masing-masing, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”. Di jelaskan lebih lanjut dalam pasal 117 ayat (2) bahwa Uji kesetaraan dapat dilakukan melalui program paket A, Program Paket B dan Program Paket C, dan Program paket C Kejuruan yang dilaksanakan oleh Badan Standar  Nasional Pendidikan.
Undang-undang tersebut memperlihatkan bahwa pemerintah telah memfasilitasi dan mengakomodasi keberadaan homeschooling di Indonesia dengan standar tertentu. Dan diharapkan pelaksanaan homeschooling dapat disesuaikan dengan pengertian, fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional. Pengertian, fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional telah terumuskan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 dan 3 yang berbunyi “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Fungsi Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Namun dalam praktek homeschooling tidak semua homeschooling memenuhi penyetaraan pendidikan tersebut. Kesetaraan adalah hak dan bersifat optional. Jika praktisi homeschooling menginginkannya, mereka dapat menempuhnya. Jika tidak, mereka tetap dapat memilih dan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Penyetaraan ini sebenarnya tujuannya agar dapat dihargai dan setara dengan hasil pendidikan formal, tentu setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar Pendidikan Nasional
Sesuai namanya, proses homeschooling memang berpusat di rumah. Tetapi, proses homeschooling umumnya tidak hanya mengambil lokasi di rumah. Para orang tua homeschooling dapat menggunakan sarana apa saja dan di mana saja untuk pendidikan homeschooling anaknya. Di beberapa tempat, kurikulum yang disetujui secara hukum diperlukan jika anak berada di kurikulum homeschooling. Sebuah filosofi kurikulum bebas dari homeschooling dapat disebut unschooling, istilah yang diciptakan pada tahun 1977 oleh pendidik Amerika dan penulis John Holt di majalahnya Tumbuh Tanpa Sekolah. Dalam beberapa kasus pendidikan seni liberal disajikan dengan menggunakan trivium dan quadrivium sebagai model utama.
Kelebihan homeschooling:
  • Dapat dikondisikan sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga.
  • Lebih memberikan peluang untuk kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan dalam model sekolah umum.
  • Memaksimalkan potensi anak sejak usia dini, tanpa harus mengikuti standar waktu yang ditetapkan di sekolah.
  • Lebih siap untuk terjun di dunia nyata (real world) karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya.
  • Kesesuaian pertumbuhan nilai-nilai anak dengan keluarga. Relatif terlindung dari paparan nilai dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, drug, konsumerisme, pornografi, mencontek, dsb).
  • Kemampuan bergaul dengan orang tua dan yang berbeda umur (vertical socialization).
  • Biaya pendidikan dapat menyesuaikan dengan keadaan orang tua
Kekurangan homeschooling:
  • Butuh komitmen dan keterlibatan tinggi dari orang tua
  • Sosialisasi seumur (peer-group socialization) relatif rendah. Anak relatif tidak terekspos dengan pergaulan yang heterogen secara sosial.
  • Ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi, dan kepemimpinan.
  • Perlindungan orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi sosial dan masalah yang kompleks yang tidak terprediksi.